Saturday, February 7, 2009

MISTERI DIBALIK G-SPOT

Meskipun begitu luasnya keyakinan orang akan keberadaan G-spot, hanya ada
sedikit bukti yang mendukung eksitensinya, menurut suatu laporan terbaru.
“Bukti ilmiah yang biasanya diambil untuk mendukung keberadaan G-spot masih
sangat kurang dan hampir selalu menjadi bahan tawaan,” ujar Dr. Terrence M. Hines
dari Pace University, New York.
G-Spot-diyakini sebagai suatu ikatan jaringan syaraf dalam vagina yang jika
distimulasi akan meningkatkan rangsangan seksual-dinamai Dr. Ernest Grafenberg,
yang pertama menjelaskan G-spot dalam suatu artikel tahun 1950-an pada
International Journal of Sexology. Meskipun, Grafenberg tidak menghadirkan bukti
klinis apapun tentang keberadaan G-spot , hanya anekdot tentang beberapa pasien
wanita dan perilaku seksual mereka.
Istilah G-spot pertama kali disebut tahun 1982 dalam buku “The G-Spot dan
Discoveries About Human Sexuality,” oleh Ladas et al. Dalam suatu laporan
Amerikan Journal of Obstetrics and Gynecology, Hines menjelaskan bukti keberadaan
G-spot dan menyimpulkan bahwa G-spot merupakan “suatu bagian dari misteri
gynekologi: makin banyak dicari, didiskusikan, tetapi belum terbukti kebenaranya
oleh alat secara objektif.”
Beberapa penelitian berkaitan keberadaan G-spot masih sangat jarang dilakukan.
Penelitian keberadaan G-spot semuanya didasari pada hanya sedikit wanita yang
diperiksa secara perilaku untuk melihat apakah G-spot itu ada. Dan hanya 4 dari 12
wanita memiliki bukti perilaku untuk G-spot,” ujarnya menegaskan.
Selain itu, jika memang G-spot itu ada, G-spot harus memiliki daerah neuron yang
kaya dan detil. Penelitian pada bagian dalam dinding vagina gagal untuk
menemukan gambaran struktur seperti itu.
“Wanita telah disesatkan selama kira-kira 20 tahun tentang bagian penting dari
seksualitas mereka,” ungkap Hones. “Beberapa wanita mungkin merasa
menyalahkan diri sendiri dan seksualitasnya jika mereka tidak menemukan G-spottetapi
tidak ada sesuatu untuk dicari.

No comments:

Post a Comment