Saturday, February 7, 2009

FOREPLAY DAN AFTERPLAY

Kesalahan umum yang sering terjadi selama bercinta adalah penumpahan perhatian
dan penghabisan energi sangat kuat pada saat orgasme, kemudian timbul
ketidaktertarikan atau apatis segera setelah orgasme tercapai. Umumnya pria harus
bertanggung-jawab untuk hal ini karena prialah yang cenderung lebih cepat
mencapai klimaks dan sering tanpa memberikan kepuasan pada wanita.
Bercinta seharus tidak diperlakukan seperti “lari seratus meter” dan berakhir dalam
keadaaan yang tidak berdaya. Ini cenderung akan menciptakan perasaan hampa
atau kemarahan pada pasangan-fenomena ini dikenal sebagai post-coital depression.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan rangsangan seksual merupakan bagian dari
foreplay dan efektif menyatukan fisik dan sifat-sifat masing-masing pasangan.
Pepatah timur mengumpakan wanita itu seperti air dimana sangat lambat untuk
mendidih dan lambat pula menjadi dingin. Sebaliknya pria diibaratkan seperti api
yang mudah terangsang dan cepat padam.
Jika keduanya dapat diseimbangkan dengan benar, salah satu akan
mentransformasikan pada yg lain karena air dan api dalam keseimbangan bisa
menghasilakan uap. Ini adalah suatu analogi untuk meningkatkan energi vital dalam
kehidupan seksual. Selama hubungan seksual, peningkatan energi terjadi dengan
spontan ketika ada kerukunan dalam bercinta. Foreplay seharusnya saling
menciptakan kerukunan perasaan secara total dengan elemen tubuh.
Afterplay sama penting dengan foreplay. Buah cinta hanya akan matang dengan
pemeliharaan yang hati-hati dari pohon. Setelah pasangan mencapai klimaks,
mereka harus tetap bertahan bersama-sama untuk beberapa waktu. Hal ini akan
saling bertukar energi yang dapat mengembalikan stamina mereka.
Setelah bercinta yang sangat menguras tenaga dan mencapai orgasme, tubuh akan
mencarinya suatu keadaan santai. Keadaaan ini sangat cocok untuk berdiam dan
saling merasakan. Berbaring bersama-sama, tidak bergerak dengan tangan saling
melilitkan pasangan akin merasakan perpaduan identitas mereka yang terpisah
dengan menyeluruh.
Cara bercinta yang benar tidak harus memuncak dengan kelelahan fisik. Ketika
pasangan kita mulai cape, biarkan ia beristirahat tanpa gangguan sedikitpun sampai
ia kembali segar untuk mememadu kasih kembali. Akhirnya bercinta akan berujung
dengan kepuasan yang penuh kesenangan.

No comments:

Post a Comment